Pesawaran (Duasisi.co.id ) : Kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang wartawan oleh mantan anggota DPRD Pesawaran berinisial RD menuai sorotan publik. Korban diketahui bernama Zahrial, warga Kecamatan Way Lima, yang juga tergabung dalam Forum Komunikasi Wartawan Kabupaten Pesawaran (FKW-KP).
Ketua FKW-KP, Feri Darmawan, mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh mantan legislator tersebut. Ia mendesak pihak kepolisian, khususnya Polres Pesawaran, untuk segera memproses laporan korban secara profesional dan tanpa pandang bulu.
“Saya berharap Polres Pesawaran bertindak tegas terhadap pelaku. Jangan sampai kasus seperti ini terulang kembali. Hukum harus ditegakkan tanpa memandang status,” ujar Feri kepada awak media,Sabtu (13/9/2025).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa dugaan penganiayaan terjadi pada Senin malam (9/9/2025) sekitar pukul 20.20 WIB di kediaman korban di Desa Way Lima. Dalam laporan yang dibuat ke Polres Pesawaran sehari setelah kejadian (10/9), Zahrial menyebut RD datang menggunakan mobil, lalu mengetuk pintu rumah dan memanggil dirinya keluar.
Saat itu, korban yang tengah bekerja mengajak berbicara di dalam rumah, namun RD justru diduga langsung melakukan pemukulan dan tindakan tidak menyenangkan lainnya. Aksi tersebut disebut disaksikan oleh adik korban dan terekam kamera CCTV di dalam dan luar rumah. Bukti rekaman video telah diserahkan kepada pihak kepolisian sebagai bagian dari laporan resmi.
Zahrial diketahui bersikap netral dalam kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Mualim Taher, tokoh pendiri Kabupaten Pesawaran. Ia hanya mendampingi pelapor dalam proses hukum yang kini sedang ditangani Unit Siber Polda Lampung. Dalam pengakuannya, RD menuduh Zahrial sebagai pemilik akun Facebook bernama “Rama Saputra”, yang disebut-sebut terlibat dalam pelaporan kasus tersebut.
“Kamu melaporkan saya ya, Rama Saputra,” ujar RD dalam rekaman CCTV yang telah diserahkan ke polisi, sebelum dugaan penganiayaan terjadi. Meski Zahrial membantah tuduhan itu, kekerasan tetap terjadi.
Kasus ini mendapat respons luas dari masyarakat. Salah satu warga, AN (38), yang merupakan tetangga korban, menyayangkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh mantan anggota dewan tersebut.
“Kami masyarakat geram. Tidak ada manusia yang kebal hukum, apalagi beliau pernah menjabat dan mengaku sebagai bagian dari lembaga adat. Harusnya memberi contoh yang baik,” tegas AN.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan penanganan laporan dugaan penganiayaan terhadap Zahrial. Masyarakat kini berharap penegakan hukum berjalan adil dan transparan.(*)